Buang air Yang tidak disadari ( Refleks )

Buang air Yang tidak disadari ( Refleks )

oleh; Dr. Shofa’ Al-Isaa

Sebagian orang tua sering langsung memukul anaknya sebagai bentuk pemberian pelajaran karena anaknya tersebut kencing seenaknya ataupun BAK. Ia lupa -atau tidak tahu- bahwa sebenarnya ada sejumlah penyebab yang mungkin bisa diobati dari masalah yang dialami anak/bayi tersebut. Dan sesungguhnya “memukul” anak pada kondisi demikian tidak dibenarkan dalam model pendidikan anak, dimana pendidikan anak akan menumbuhkan kepercayaan diri, ketenangan, dan keamanan ketika bersanding dengan keluarganya. Oleh karena itu, bagaimana permasalahan BAK dan BAB yang tidak disadari ini, dan bagaimanakah trik-trik solusinya? Buang Air Kecil (BAK) yang tidak disadari Ada salah satu jenis BAK yang tak disadari (refleks) yaitu BAK yang terjadi secara terus-menerus sepanjang siang-malam; ada juga BAK yang terjadi sepanjang malam saja dan ini adalah yang terbanyak daripada yang pertama.

Perilaku kencing yang terjadi terus-menerus pada bayi/anak kecil harus dikonsultasikand engan dokter, karena penyebabnya sangat banyak, seperti penurunan fungsi saluran air seni, ketidaksanggupan mengatur air seni, diabetes, dan lain-lain. Dan hal ini bisa diobati, diantaranya dengan meneliti kandungan air seni. Juga ada sebab lainnya, seperti karena ruang/kamar yang sempit. Juga ada sebab lain, seperti anatomi tubuh bayi/anak yang juga terkadang menjadi penyebab hal itu.

Adapun BAK malam hari, maka hal itu merupakan keadaan genetik, merupakan kebiasaan yang terjadi pada anak laki-laki, dan terjadi pada anak usia belajar (6 – 12 tahun) dalam jumlah 10 %. Angka ini merupakan persentase yang tergolong besar sekali, dan seorang anak BAK pada malam hari tanpa ada rasa apapun terhadap perilakunya itu. Dan keadaan ini termasuk perilaku yang tidak wajar, apabila anak menginjak usia di atas 5 tahun (pada puteri) dan di atas 6 tahun (pada laki-laki). Padahal, nasihat-nasihat yang bersifat umum terkadang bermanfaat sebelum selesainya pertemuan keluarga, atau menjelang tidur, demikian juga perilaku anak sering bangun malam untuk BAK.

Ini kadang-kadang bisa membantu anak kita berhenti dari perilaku BAK tak disadari tersebut. Demikian juga tidak banyak minum beberapa saat sebelum tidur. Ada cara lain yang juga bisa digunakan, semisal meletakkan alarm atau alat detektor yang berbunyi atau bekerja ketika ada air kencing sehingga bisa membangunkan anak.

Hal ini semua apabila dilakukan secara berulang-ulang akan membuat sang anak terbangun untuk kemudian kencing pada tempatnya. Alat pengingat/pembangun anak ini bisa menghentikan “yang tidak disadari” sampai 80%. Juga ada semacam hormon yang dimasukkan melalui hidung yang bisa mengurangi keinginan banyak minum sepanjang malam, dan hal ini akan berpengaruh pada berhentinya “kencing sepanjang malam”. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa BAK yang tidak disadari adalah keadaan yang harus diketahui oleh dokter, dan diketahui penyebab-penyebabnya untuk kemudian diberikan solusinya.

Adapun BAB pada anak yang tidak disadari, maka hal ini adalah masalah penting yang banyak dilupakan oleh keluarga. Banyak keluarga yang berusaha menutup-nutupi, dan tidak mengungkapkannya, serta menyangka bahwa itu adalah aib bagi keluarga yang harus disembunyikan. Mereka lupa bahwasannya anak mungkin sudah mengalami hal itu bertahun-tahun yang akan datang apabila tidak segera diobati dengan serius. Buang Air Besar (BAB) yang tidak disadari Sebab utama BAB yang tidak disadari adalah menahan BAB yang terlalu lama dimana sebab terbanyaknya adalah pengaruh makanan.

Maka, jenis makanan yang banyak dimakan anak kecil saat ini (makanan dan minuman yang mengandung gas, kentang) menyebabkan tidak bekerjanya usus besar, kemudian terjadi kemandegan kerja usus besar. Mandegnya kerja otot-otot usus besar inilah yang akan semakin banyak sisa makanan yang tertimbun di dalam usus besar. Dan pada akhirnya menimbulkan BAB dalam jumlah yang besar sekali disertai rasa sakit yang sangat di daerah perut, ketidakmampuan untuk membuang BAB dengan bentuk yang biasa, bahkan terkadang dalam bentuk yang tidak disadari, seperti seorang anak kecil BAB di celana dalamnya dan ia tidak merasakan perilakunya itu.

Perbuatan anak tersebut terkadang menjadikan orang tuan memukulnya karena menganggap perilaku itu disengaja, atau untuk menjadikannya jengkel. Padahal, perilaku anaknya -yang tidak diketahui sebabnya itu- sangat membutuhkan layanan dokter yang segera untuk mengobatinya secara keseluruhan. Dan terkadang, solusi yang diberikan bisa berupa layanan klinik atau dengan alat sinar untuk mengetahui volume kotoran yang ada (tertahan) di usus besar tersebut.

Obatnya bisa dengan cara membuang semua kotoran yang ada dan menumpuk lama di usus besar sampai usus terasa lega atau “plong” dan bisa bekerja kembali. Dan perlu diketahui bahwa kotoran yang keluar dan mengenai celana dalamnya itu terkadang berupa cairan dan busa (mencret) dan bukan keras sepeti batu. Sebab kotoran yang mengeras memang susah untuk dikeluarkan, kecuali jika anak tersebut diberi obat pencahar melalui anusnya.

Bekerjanya kembali otot-otot usus besar (karena pemberian obat dan makanan yang sehat) dari penyakit ini bisa memakan waktu beberapa pekan untuk bisa mengembalikan kerja usus besar setahap demi setahap karena kerasnya otot-otot usus besar. Makanan yang dikonsumsi harus yang berserat tinggi semacam roti, agar-agar, banyak minum, makan buah-buahan, sayur-mayur, sehingga usus besar bisa bekerja secara teratur. Kesimpulan Kedua penyakit yang dialami oleh anak kecil atau bayi yang menyusui tersebut di atas pada asalnya sangat membutuhkan pertolongan dokter secara cepat, baik BAK atau pun BAB selama tidak disadari oleh anak tersebut.

Dan hendaknya para orang tua tidak lagi memukul, atau menghina, atau melecehkan anaknya yang mengalami hal demikian. Sebab dengan perbuatan orang tua yang demikian akan meninggalkan bekas yang jelek bagi anak di masa depan -semoga tidak pernah terjadi.

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq

Satu Tanggapan

  1. Dulu saya sering memukul anak saya yang yang saya anggap sengaja melakukan hal tersebut, buang air besar di celana atau tidak bersih saat setelah buang air besar. Hal itu berlangsung sejak mulai kelas 2 SD hingga sekarang kelas 1 SMP. Saya tidak tau mengapa hal ini bisa terjadi.
    Saya sudah melakukan seperti yang disarankan di atas dengan memberi makanan yang dikonsumsi yang berserat tinggi semacam roti, agar-agar, banyak minum, makan buah-buahan, sayur-mayur. Tetapi hingga sekarang anak masih sering tidak menyadari perilakunya. Saya malu untuk berkonsultasi ke dokter. Yang ingin saya tanyakan adalah; apakah aman bagi si anak apabila saya memberikan obat pencahar atau pencuci perut untuk anak saya? Apakah perilaku ini bisa disembuhkan dengan segera? Terima kasih….

Tinggalkan komentar